Luar biasaaa!!
Saudaraku..
Untuk menjadi kaya, maka kita harus kuat. Orang kaya adalah orang yang kuat atau sanggup untuk menjadi kaya. Dengan kata lain, orang yang lemah atau tidak sanggup untuk menjadi kaya, maka tidak akan kuat ketika dia menjadi orang kaya. Makna kuat di sini adalah kesanggupan untuk mengeluarkan sesuatu pada saat kita membutuhkan sesuatu tersebut. Di sinilah kekuatan itu diuji, karena kaya adalah ujian.
Ketika kita mampu mennyangkal diri dengan menggunakan kekayaan dunia hanya untuk Tuhan, maka kita akan mendapatkan jumlah yang lebih baik dari Tuhan..
Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si kecil tak lama kemudian hadir di tengah Anda dan pasangan. Belum lagi tuntutan untuk mempunyai rumah baru. Benarkah masalahnya terletak dari besar-kecilnya pendapatan keluarga?
“Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang,” kan kata seorang pakar keuangan, Ligwina Hananto. Ternyata, dalam kenyataan, seorang ayah yang berpenghasilan ratusan juta rupiah bisa mengalami shock ketika menemukan uangnya tinggal Rp. 500.000,00 sebelum akhir bulan. Kalau boleh saya menambahkan selain kemampuan mengelola keuangan juga keberkahan dalam pengelolaan keuangan keluarga tersebut.
Berikut beberapa point yang diberikan oleh Ligwina untuk mengelola keuangan dan saya beri tambahan seperlunya.
Pahami portfolio keuangan keluarga Anda. Jangan sampai kita tidak tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil. Apalagi kita sebagai seorang bunda yang harus pinter ngatur kebutuhan dan keuangan keluarga.
Susun rencana keuangan atau anggaran. Rencana keuangan yang realistis membantu kita bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon, spa atau rekreasi. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran tersebut. Dan anggarkan pula kebutuhan ruhani kita misalnya infaq untuk mensucikan harta kita, memberi buku-buku ruhani dalam pemenuhan ilmu agama.
::Pikirkan lebih seksama pengertian antara “butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak. Dan apabila ada keinginan untuk belanja online, ingat buka situs belanja online maksimal 2 kali dalam sebulan.
::Hindari hutang. Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif. Walau ada yang bilang hutang investasi tidak mengapa, tetapi menurut saya pribadi, hutang membuat hidup tidak tentram :D.
::Meminimalkan belanja konsumtif. Bertemu teman lama untuk bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti kita harus melakukannya di setiap Jumat sore. Kita bisa gunakan pengeluaran ini untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
::Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial. Susun target keuangan yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional, ibadah haji tahun sekian dan sebagainya.
::Menabung, menabung, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah kita rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluargaa kita. Sebaiknya, kita memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
::Berinvestasilah! Tentu kita tidak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, kita hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan ahli keuangan yang handal! Investasi bisa berupa kepemilikan emas, tanah, properti ,asuransi ( seperti PRUDENTIAL,jangan lupa..he2) dan lain-lain. Emas itu yang ada barangnya ya, bukan nilai fluktuatifnya.
Ingat kekayaan tidak kekal, karena roda selalu berputar, perbanyak berbagi kepada orang yang membutuhkan untuk menjaga kekayaan kita. YHWH bless us.
Saudaraku..
Untuk menjadi kaya, maka kita harus kuat. Orang kaya adalah orang yang kuat atau sanggup untuk menjadi kaya. Dengan kata lain, orang yang lemah atau tidak sanggup untuk menjadi kaya, maka tidak akan kuat ketika dia menjadi orang kaya. Makna kuat di sini adalah kesanggupan untuk mengeluarkan sesuatu pada saat kita membutuhkan sesuatu tersebut. Di sinilah kekuatan itu diuji, karena kaya adalah ujian.
Ketika kita mampu mennyangkal diri dengan menggunakan kekayaan dunia hanya untuk Tuhan, maka kita akan mendapatkan jumlah yang lebih baik dari Tuhan..
Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si kecil tak lama kemudian hadir di tengah Anda dan pasangan. Belum lagi tuntutan untuk mempunyai rumah baru. Benarkah masalahnya terletak dari besar-kecilnya pendapatan keluarga?
“Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang,” kan kata seorang pakar keuangan, Ligwina Hananto. Ternyata, dalam kenyataan, seorang ayah yang berpenghasilan ratusan juta rupiah bisa mengalami shock ketika menemukan uangnya tinggal Rp. 500.000,00 sebelum akhir bulan. Kalau boleh saya menambahkan selain kemampuan mengelola keuangan juga keberkahan dalam pengelolaan keuangan keluarga tersebut.
Berikut beberapa point yang diberikan oleh Ligwina untuk mengelola keuangan dan saya beri tambahan seperlunya.
Pahami portfolio keuangan keluarga Anda. Jangan sampai kita tidak tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil. Apalagi kita sebagai seorang bunda yang harus pinter ngatur kebutuhan dan keuangan keluarga.
Susun rencana keuangan atau anggaran. Rencana keuangan yang realistis membantu kita bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon, spa atau rekreasi. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran tersebut. Dan anggarkan pula kebutuhan ruhani kita misalnya infaq untuk mensucikan harta kita, memberi buku-buku ruhani dalam pemenuhan ilmu agama.
::Pikirkan lebih seksama pengertian antara “butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak. Dan apabila ada keinginan untuk belanja online, ingat buka situs belanja online maksimal 2 kali dalam sebulan.
::Hindari hutang. Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif. Walau ada yang bilang hutang investasi tidak mengapa, tetapi menurut saya pribadi, hutang membuat hidup tidak tentram :D.
::Meminimalkan belanja konsumtif. Bertemu teman lama untuk bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti kita harus melakukannya di setiap Jumat sore. Kita bisa gunakan pengeluaran ini untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
::Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial. Susun target keuangan yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional, ibadah haji tahun sekian dan sebagainya.
::Menabung, menabung, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah kita rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluargaa kita. Sebaiknya, kita memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
::Berinvestasilah! Tentu kita tidak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, kita hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan ahli keuangan yang handal! Investasi bisa berupa kepemilikan emas, tanah, properti ,asuransi ( seperti PRUDENTIAL,jangan lupa..he2) dan lain-lain. Emas itu yang ada barangnya ya, bukan nilai fluktuatifnya.
Ingat kekayaan tidak kekal, karena roda selalu berputar, perbanyak berbagi kepada orang yang membutuhkan untuk menjaga kekayaan kita. YHWH bless us.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar